Indophil, Obsesi Muslim Bangsa Moro Filipina

By Abdi Satria


nusakini.com-Mindanao-Judul ini terinspirasi oleh Action Plan yang ditampilkan salah satu peserta Madaris Al Makhdumeen Mindanao. Di halaman sekolah mereka, terdapat lapangan basket dengan logo lingkaran besar bertuliskan Indophil.  

“Inilah tempat pertandingan persahabatan pelajar muslim Indonesia dan Filipina,” jelasnya dalam bahasa Inggris bercampur Arab di depan Konsulat Jenderal RI di Filipina yang diminta tim untuk menilai peserta paling kreatif. “Great,” kata Konjen. 

Ketika ditanya tentang gambar gedung pencakar langit dengan bendera merah putih di atasnya yang dipresentasikan, peserta dengan t-shirt putih dan bersongkok itu menjawab, “Itulah sekolah kita ke depan dengan guru-guru dari Indonesia.” Jawaban ini sontak disambut tepuk tangan meriah peserta di HOI (House of Indonesia).  

Setelah agak sepi, saya berbisik kepadanya, “Brother, bendera ini terbalik. Ini bukan merah putih, tapi putih merah.” Ia minta maaf dan langsung membaliknya. 

Acara penutupan pada Kamis (20/12) itu ditandai dengan doa panjang yang mengharukan oleh Prof Ali Mudhofir. Sebelumnya, rangkaian sambutan berturut disampaikan perwakilan peserta, instruktur Prof Kusairi, dan Konjen RI. 

“Kami tunggu kedatangan tim dalam waktu dekat untuk melihat langsung madaris di Davao sebagai kelanjutan acara ini,” pinta pak Konjen.  

Ia juga meminta kampus UINSA untuk mengadakan pameran di gedung HOI atau di mana saja, agar warga muslim Mindanao kuliah di Surabaya. “Jangan sampai terkalahkan oleh perguruan tinggi yang tidak sebonafit UINSA,” katanya. 

Effective School Improvement: Developing Plans For Lighthouse Madaris terselenggara berkat kerjasama antara Kementerian Agama dengan Kementerian Luar Negeri. Kerjasama ini ditindaklanjuti oleh Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah dan UINSA dengan mengirim 10 tenaga mentor untuk peningkatan SDM guru dan perbaikan madrasah di Mindanau, Filipina.  

Tim akan berada di Mindanau dari 16 – 20 Desember 2019. Kehadiran mereka untuk melakukan proses transformasi sistem kurikulum pendidikan madrasah di Indonesia yang dinilai berhasil menerapkan pendidikan agama disertai perluasan pengetahuan di bidang lain. Kerjasama ini juga sebagai bagian upaya Indonesia untuk membantu Filipina dalam penguatan moderasi beragama di wilayah Mindanau. Di antara mereka adalah Warek UINSA Dr. Wahidah Z. Siregar, Prof. Ali Mudhofir, Prof. Muzakki, Prof. Kusairi, Dr Zaini dan Drs. Rijalul Faqih. (p/ab)